PEMBAWA KABAR BAIK
Yesaya 52:7-10
Seorang teman bercerita tentang seseorang di gerejanya,
sebut saja Bapak X, yang sangat gemar mengkritik dan menyalahkan, baik kepada
para pelayan ibadah maupun penyampai firman. Dalam setiap kegiatan gereja yang dihadiri
oleh Bapak X, dapat dipastikan para anggota jemaat
menjadi jengkel karena lelah mendengar kritikannya. Kehadirannya selalu
membuat orang lain kehilangan kegembiraan. Tampaknya, Bapak X hanya berfokus
pada mencari kesalahan yang belum tentu benar-benar ada.
Hal ini sangat berbeda
dengan apa yang ditulis oleh Yesaya tentang kedatangan seseorang yang membawa kabar baik. Bahkan ketika masih berada di kejauhan,
orang- orang sudah bergembira
dan antusias menyambutnya karena ia membawa kabar sukacita yang menggembirakan
hati. Kedatangannya membangkitkan semangat bahwa hidup ini tetap dapat
dijalani, sekalipun penuh tantangan dan kesulitan. Seperti kegembiraan seorang
anak kecil ketika melihat ibunya datang, yang membuatnya merasa aman dan yakin
bahwa semua kebutuhannya akan tercukupi, termasuk mendapat limpahan kasih
sayang.
Sukacita kita di hari Natal
ini adalah karena di dalam Yesus kita telah diselamatkan. Kelahiran-Nya telah
memberi sukacita dan semangat kepada para gembala, sehingga mereka mulai
mengabarkan berita sukacita itu. Kita pun dipanggil untuk menjadi pembawa kabar
baik, kabar sukacita, kepada setiap orang yang kita temui. Selamat merayakan
Natal Kristus! (Wasiat)
DOA:
Tuhan, jadikanlah kami pembawa
kabar baik bagi semua orang yang kami temui. Amin.